Jika kalian merasa sudah siap dan mantap menapaki dunia baru bernama OSIS serta sudah menyadari segala konsekuensi menjadi pengurus OSIS, maka langkah berikut yang harus kalian lakukan adalah mempelajari, mempersiapkan dan merealisasikan hal-hal yang dapat menunjang karir kalian sebagai pengurus OSIS jempolan.
Yang pertama adalah memantapkan dan meluruskan niat bahwa menjadi pengurus OSIS adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan tidak hanya di depan manusia melainkan sampai ke hadapan Tuhan. Kedua, menyiapkan sebuah pertemuan awal yang membahas kapan jadwal kegiatan pelatihan dasar kepemimpinan sekaligus rapat kerja pengurus. Ketiga, menyiapkan kelengkapan administrasi organisasi, seperti kop surat, stempel, amplop surat, SK dari pihak sekolah, struktur organisasi, biodata para pengurus, papan nama organisasi dan motto organisasi. Keempat, merancang tata tertib yang menyangkut hak dan kewajiban pengurus. Kelima, merancang program kerja dan time schedule untuk masing-masing seksi. Kelima, mengusahakan penggalangan dana kegiatan kepengurusan atau kepanitiaan. Keenam, menjadwalkan rapat koordinasi bulanan atau per dua minggu yang dihadiri lengkap oleh seluruh pengurus.
Pelatihan Dasar Berorganisasi atau Latihan Dasar Kepemimpinan atau apapun namanya merupakan sebuah kegiatan positif yang menurut hemat saya pribadi wajib dilaksanakan segera setelah para pengurus OSIS di sebuah sekolah dilantik. Pembekalan semacam ini merupakan media untuk mendidik dan menyiapkan calon-calon pemimpin muda yang enerjik dan punya stamina berkegiatan yang tinggi. Selain itu melalui pelatihan yang diwajibkan untuk diikuti oleh semua pengurus OSIS sekaligus untuk memberikan bekal pengetahuan berorganisasi yang baik dan menanamkan kepercayaan diri bahwa mereka bisa dan sanggup memikul amanah organisasi.
Rapat kerja pengurus merupakan agenda rutin yang wajib diselenggarakan minimal 1 bulan sekali. Karena terkadang di tengah kesibukan tugas-tugas sekolah atau tugas-tugas di rumah kadang banyak pengurus OSIS melupakan dan melalaikan kewajibannya selaku pengurus sehingga kadang yang aktif hanya beberapa gelintir orang saja. Melalui mekanisme rapat kerja pengurus yang bersifat rutin dapat dinilai seberapa loyal dan berdedikasinya seorang pengurus terhadap program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Kelengkapan teknis organisasi juga merupakan hal yang tak kalah pentingnya karena citra sebuah organisasi salah satunya diukur melalui media yang bersifat visual atau yang tampak jelas terlihat. Seperti kop surat yang sebaiknya mengunakan font atau huruf tertentu yang dinamis dan berkarakter, demikian pula dengan pemilihan warna huruf dan hiasan yang terdapat dalam sebuah lembar surat resmi organisasi. Bisa juga dipertimbangkan untuk membikin logo organisasi dalam format stempel yang “eye catching” tanpa merusak citra positif sekolah itu sendiri. Atau dengan menambahkan motto organisasi yang bersifat menyemangati dan terdengar ideal di benak banyak orang.
Ruangan kerja atau ruang sekretariat OSIS pun harus ditata sedemikian rupa agar indah dilihat, nyaman untuk ditempati dan menumbuhkan atmosfer kerja yang bersemangat. Untuk itulah perlu diatur pembagian tugas kebersihan yang terjadwal antara pengurus OSIS untuk memastikan kondisi ruangan agar selalu terlihat rapi dan bersih. Perlu juga dipikirkan adanya lemari khusus untuk menyimpan arsip surat, proposal, kertas kerja, buku absen rapat, buku keuangan dan kelengkapan lain agar terlihat seperti layaknya organisasi top. Di ruangan sekretariat itu juga harus dilengkapi dengan papan pengumuman rapat atau untuk pemberitahuan tertentu, kemudian harus ada bagan atau struktur kepengurusan yang dilengkapi dengan foto yang sebaiknya seragam. Di sudut lain perlu juga diletakkan papan berisi tata tertib, job deskripsi, program kerja dan time schedule. Untuk mensiasati ruangan yang terbatas bisa saja meja kursinya diletakkaan dalam jumlah terbatas dan lebih banyak menggunakan acara lesehan.
Koordinasi dengan sesama rekan pengurus merupakan hal yang mutlak dilakukan seorang pengurus OSIS. Dengan semakin seringnya berkoordinasi maka akan membuat komunikasi semakin efektif dan akan menjamin tidak adanya kesalahpahaman dalam bekerja. Karena kadang yang kerap terjadi dalam sebuah organisasi adalah adanya satu atau dua orang yang begitu memonopoli kebijakan internal atau lebih banyak bekerja sendiri dan cenderung mengabaikan rekannya yang lain. Koordinasi dengan pembina OSIS dan juga dewan guru yang lain merupakan langkah berikut yang harus senantiasa dilakukan para pengurus OSIS. Harus sering bertanya dan jangan terlalu berani mengambil tindakan sendiri terlebih yang menyangkut urusan orang banyak.
Insya Allah menjadi pengurus OSIS itu tidaklah sulit selama kita mau mencoba membuka wawasan dan senantiasa rendah hati untuk belajar dari pengalaman orang lain. Yang pasti banyak pengalaman dan pelajaran positif yang akan kalian dapatkan melalui kegiatan OSIS. Usia muda bukanlah penghambat untuk menghasilkan gagasan dan kreasi yang brilyan, bahkan usia muda hendaknya menjadi motivasi kuat untuk senantiasa berkarya dan berbuat banyak hal, yang positif tentunya.
Kita bisa berkaca pada sejarah Islam awal, di mana sejumlah sahabat Rasul di usianya yang sedemikian muda sudah menunjukkan prestasi cemerlang, misalnya Sayyidana Ali ra, Abdullah bin Umar ra, dan seterusnya. Atau kalian tentu hapal tentang cerita seorang anak gembala usia muda yang berdialog dengan seorang Umar bin Khattab ra sampai-sampai Umar menggelengkan kepala tanda kagum dengan kecerdasan dan keshalehan anak tersebut. Mudah-mudahan ini dapat menjadi inspirasi kita semua untuk mewujudkan pendidikan anak bangsa yang mencerdaskan sekaligus mencerahkan melalui media OSIS,
sumber dari : http://elmuttaqie.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar